Jumat, 31 Desember 2010

OBAT JANTUNG (SOTALOL)


Sotalol


Deskripsi:
Sotalol adalah jenis beta-blocker yang bekerja dengan cara mempengaruhi respon pada impuls saraf di bagian tubuh tertentu, seperti jantung. Sebagai hasilnya, detak jantung menjadi lebih lambat dan berirama teratur.

Indikasi:
Digunakan untuk mengontrol detak jantung yang cepat dan irama jantung yang tidak normal.

Dosis:
1.     Melalui mulut (per oral) 80-160 mg/hari, diberikan satu kali sehari atau dibagi menjadi 2 kali sehari.
2.     Dosis boleh ditambah secara bertahap dengan jarak antara 2-3 hari hingga 80-160 mg melalui mulut (per oral), diberikan sebanyak 2 kali sehari.
3.     15-45 mg/hari melalui mulut dengan dosis terpisah.

Efek Samping:
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal jantung, sumbatan jantung, kedinginan, impotensi pada laki-laki); Efek berturut-turut (bronchospasma pada pasien yang rentan & obat-obatan dengan beta1 harus digunakan secara selektif pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi hiper atau hipoglikemia, perubahan dalam serum kolesterol & trigliserid.

Instruksi Khusus:
1.     Berkontra-indikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi, sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.
2.     Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan pasien yang menggunakan insulin.
3.     Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin memperburuk psoriasis.
4.     Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.

TANGGUNG JAWAB PERAWAT :
1. memberikan obat dengan prinsip 6 benar
2. mengawasi pasien saat minum obat
3. memberikan pengetahuan pada pasien / keluarga pasien tentang obat yang diberikan meliputi(manfaat,kegunaan,indikasi,kontra indikasi,komplikasi dll)
4. mengobservasi keadaan pasien setelah pemberian obat 

nama : ika ifanawati
kelas : f/kp/viii
nim:04.07.1804

OBAT JANTUNG


Propranolol

Deskripsi:
Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini adalah beta-blocker pertama yang sukses dikembangkan.

Indikasi:
Digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan yang meliputi migrain,
arrhythmias, angina pectoris, hipertensi, menopause, dan gangguan kecemasan.

Dosis:
Pemberian reguler:
1.     Dosis sebesar 20-40 mg diberikan melalui mulut (per oral), sebanyak 2-3 kali sehari.
2.     Dosis boleh ditambah dengan jarak mingguan sesuai dengan respon pasien.
3.     Dosis maksimum: 480 mg/hari
Pemberian lanjutan:
1.     Dosis sebesar 80 mg diberikan melalui mulut (per oral), sebanyak 1 kali sehari.
2.     Dosis maksimum: 320 mg/hari

Efek Samping:
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal jantung, sumbatan jantung, kedinginan, impotensi pada laki-laki); Efek berturut-turut (bronchospasma pada pasien yang rentan & obat-obatan dengan beta1 harus digunakan secara selektif pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi hiper atau hipoglikemia, perubahan dalam serum kolesterol & trigliserid.

Instruksi Khusus:
1.     Berkontra-indikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi, sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.
2.     Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan pasien yangmenggunakan insulin.
3.     Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin memperburuk psoriasis.
4.     Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.

tanggung jawab perawat:
1. memberikan obat dengan menggunakan prinsip 6 benar
2. mengawasi pasien dalam minum obat
3. menberi pengetahuan tentang obat yang diminum pasien meliputi ( kegunaan,manfaat,indikasi,kontra indikasi dll) 

NAMA : LIGA EMA ZUNI ANTIKA
KELAS : F/KP/VII
NIM : 04.07.1810

OBAT PENCAHAR

Laxadine


Laxadine® Emulsi

KOMPOSISI:
Tiap 5 ml mengandung:


Phenolphtalein
55 mg.
Paraffin liquidum
1200 mg.
Glycerin
378 mg.

CARA KERJA OBAT:
Bekerja dengan cara merangsang peristaltik usus besar, menghambat reabsorbsi air dan melicinkan jalannya faeces.

INDIKASI:
  • Diberikan pada keadaan konstipasi yang memerlukan:
    • perbaikan peristaltik
    • pelicin jalannya faeces
    • penambahan volume faeces secara sistematis sehingga faeces mudah dikeluarkan.
  • Persiapan menjelang tindakan radiologist dan operasi.
DOSIS:
- Dewasa
:
1-2 sendok makan
-Anak 6-12 tahun
:
1/2 dosis dewasa
Diminum sekali sehari pada malam hari menjelang tidur.
(1 sendok makan = 15 ml).

PERINGATAN DAN PERHATIAN :
  • Hindari pemakaian yang terus menerus dalam waktu lama karena dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan otot, kehilangan cairan dan elektrolit.
  • Hentikan penggunaan obat bila terjadi gangguan usus seperti mual dan muntah.
  • Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 6 tahun, wanita hamil & menyusui dan usia lanjut, kecuali atas petunjuk dokter.
EFEK SAMPING:
Reaksi alergi kulit rash dan pruritus, perasaan terbakar, kolik, kehilangan cairan & elektrolit, diare, mual dan muntah.

KONTRA INDIKASI:
Hipersensitivitas terhadap zat aktif dan komponen lain dalam Laxadine Emulsi, ileus obstruksi dan nyeri abdomen yang belum diketahui penyebabnya.

CARA PENYIMPANAN:
Disimpan di tempat sejuk (15°-25°)C dan terlindung dari cahaya.

KEMASAN:
Botol Netto 30 ml, 60 ml dan 110 ml.
No. Reg. DTL 8327800932A1

DIBUAT OLEH:
PT GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES
JL Raya Bogor KM 51,5
Bogor - Indonesia


Tanggung jawab perawat
  1. Perawat mengobservasi kondisi pasien setelah menggunakan obat ini
  2. Perawat memberikan informasi tentang penggunaan obat ini


NAMA: CITRA NURHARUM
KELAS: D/KP/07
NIM: 04.07.1703

Diltiazem

Diltiazem



Deskripsi:
Diltiazem merupakan obat yang termasuk kelompok calcium channel blocker, atau yang dikenal sebagai benzothiazepine. Diltiazem ini bekerja dengan cara memperlambat konduksi elektrik di jantung, memperlambat kecepatan jantung, dan atau menormalkan irama jantung.

Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi, angina (kejang di dada yang biasanya disebabkan oleh kurangnya oksigen di jantung), dan beberapa gangguan irama jantung tertentu.

Dosis:
Pemberian reguler:
1. Dosis diberikan melalui mulut (per oral) sebesar 30-60 mg, sebanyak 3-4 kali sehari.
2. Boleh ditambah secara bertahap hingga 360 mg/hari melalui mulut (per oral) dengan dosis terpisah atau hingga 480 mg/hari, jika diperlukan.
Pemberian lanjutan:
Melalui mulut (per oral) 120-480 mg/hari, sebanyak 1 kali sehari atau 2 kali sehari.

Efek Samping:
1. Efek CV (depresi dari fungsi kardiak, hipotensi, gagal jantung yang memburuk, edema, bradycardia); Efek GI (konstipasi); Efek CNS (sakit kepala, pening).
2. HR mengatur kalsium antagonist (seperti Diltiazem, Gallopamil & Verapamil); penguraian AV, AV block, bradycardia & gangguan batang sinus.
3. Interaksi singkat agen dihydropyridine harus dihindari karena memiliki potensi mempertinggi risiko memburuknya keadaan jantung.

Instruksi Khusus:
1. Berkontra-indikasi pada pasien yang jelas-jelas mengalami kerugian gagal jantung, meskipun vasoselective dihydropyridine (seperti Amlodipine, Felodipine) dapat bertahan pada pasien penderita penurunan LVEF.
2. HR yang mengatur kalsium antagonist berkontra-indikasi dengan pasien penderita bradycardia, gangguan batang sinus & AV nodal block.

tanggung jawab perawat:
1. memberikan obat dengan menggunakan prinsip 6 benar
2. mengawasi pasien dalam minum obat
3. menberi pengetahuan tentang obat yang diminum pasien meliputi ( kegunaan,manfaat,indikasi,kontra indikasi dll)
4. mengobservasi keadaan pasien setelah pemberian obat



NAMA : IKA IFANAWATI
KELAS : F/KP/VII
NIM: 04.07.1804